Oleh: zozon | Agustus 22, 2007

Lifstyle Orang Muda Minang Saat Ini ~ Kurnia Hadinata

Sungguh hari ini, kita tak bisa lagi mungkir atau mengelak dari realitas yang ada, sebuah kenyataan betapa orang muda Minang hari ini telah mengalami suatu masa perubahan corak dan lagak gaya hidup. Saat ini, di mana terjadi pergeseran nilai secara besar-besaran, gaya hidup (lifestyle) serba digital dan instan sangat cepat merasuki tatanan hidup masyarakat dunia tidak terkecuali masyarakat Sumatera Barat (Baca orang muda Minang). Sebuah kekuatan hebat telah menjelma, ketika televisi telah memainkan perannya hingga ke pelosok taratak, membuat mata orang muda Minang terkesima, maka paruh-paruh industri pun mencengkram dengan kuatnya. Sehingga sebuah contoh sederhana, betapa hal yang tidak mengherankan ketika model baju terbuka yang memperlihatkan bentuk dan keindahan tubuh menjadi trensenter, meski bertentangan dengan adat yang bersandikan syarak kitabullah, namun apa dikata, model dan gaya hidup yang disodorkan kotak ajaib televisi kita saat ini seperti tuhan yang selalu dipuja-puja.Mengapa gaya hidup semakin penting hari ini, apakah gaya hidup itu berarti ekspresi yang mengandung muatan positif, ataukah sebuah bentuk eksploitasi baru? David Chanei, seorang profesor Sosilologi  di Univesitas Durham dalam bukunya  yang berjudul Lifestyle Sebuah pengantar Komprehensif (Jalasutra 2003) pernah berargumen, bahwa gaya hidup merupakan ciri sebuah tatanan dunia modern, atau disebut dengan istilah modernitas. Dari asumsi itu jelas terkandung pengertian yang kita serap bahwa siapapun yang hidup dalam dunia modern hari ini, akan menggunakan gagasan tentang gaya hidup untuk menggambarkan tindakannya sendiri ataupun orang lain.Gaya hidup adalah adalah pola-pola tindakan dan aksesoris yang membedakan manusia dalam hubungan sosialnya sesuai dengan perubahan-perubahan yang dipengaruhi oleh media. Sehingga dari defenisi tersebut tergambar betapa media televisi sebagai salah satu media massa sangat memberi pengaruh terhadap lagak dan gaya orang muda minang dewasa ini.Ibarat dua sisi mata uang yang memiliki dua sisi yang berbeda, satu sisi televisi kita memberikan tuangan ilmu dan perkembangan hidup manusia dari pola gaya hidup yang serba modern, dimana orang. Satu sisi lagi orang muda Minang dihadapkan dengan pola gaya hidup yang asing  dan membuat jurang yang dalam dengan adat serta kebudayaan yang mereka anut. Hal ini  akan menuntun mereka (generasi muda Minang. red.) ke arah kemarjinalan, arah dan corak hidup yang berseberangan dengan budaya dan falsafah adat yang sudah dianut dan tertanam. Fenomena yang penulis ajukan di atas bukanlah isapan jembol belaka, sebab gejala ini telah dirasakan dewasa ini. Akibat pengaruh pencitraan gaya hidup televisi mengakibatkan anak-anak muda di Sumbar seperti menjadi badut-badut industri, gila mode, berapa banyak diantara mereka yang masih mengetahui filosofi Alam Takambang Jadi Guru, kata mendaki, melereng dan menurun, adat basandi sarak sarak bersandikan kitabullah, atau berapa yang tahu tentang sejarah Anggun Nan Tongga, bundo kanduang, isi Tambo, petatah-petitih,atau sudah berapa yang mengetahui tentang Randai beragam kesenian tradisi ,dan sebagainya.Hal ini perlu jadi pertanyaan bagi kita semua sebagai generasi Minangkabau. Sebab jangan-jangan orang muda Minang sudah buta dengan adat istiadatnya sendiri.Saat ini orang muda Minang tak mampu lagi membaca yang tersirat, membaca yang tersurat. Tak mampu lagi memahami bahasa lambang dan simbol-simbol yang ditawarkan adat. Pendidikan pengenalan budaya alam lokal yang ada dikurikulum saat ini bahkan sama sekali tidak mengenai sasarannya. Di sisi kepedulian para pemuka adat kembali menjadi sorotan, kembali dipertanyakan.Sebuah proses budaya yang sudah mengalami pergeseran, tatanan hidup filosofi adat sedikit demi sedikit ditukar dengan gaya hidup modern.Sedikit demi sedikit kaum muda Minang akan asing di tanahnya sendiri, akan melupakan riwayatnya sendiri.Sungguh fenomena ini telah memberi petanda bagi kita, bahwa gejala ini telah memberi kode bagi kita untuk kita terjemahkan dengan bahasa kita sendiri, benarkah orang muda Minang semakin termarjinal atau  semakin terasing dan terpinggirkan dari budayanya sendiri.Memang menjadi suatu hal yang sulit kiranya jika kita menghindarkan diri dari tuntunan hidup modern dewasa ini. Tuntunan hidup modern sudah sesuatu yang mutlak untuk menjelma dan merasuk kedalam jiwa tatanan kehidupan kita. Tuntutan hidup yang serba materialis, serba digital, serba individualis dan mengukur segala sesuatu dengan materi dan kekayaan. Betapa terciptanya kehidupan  individualis lebih mementingan kepentingan pribadi. Sehingga sesuatu yang tidak aneh lagi jika style kehidupan modern dewasa ini akan memisahkan tatanan kehidupan orang muda Minang menjadi termarjinalkan,  kehidupan yang jauh dan asing dengan budaya dan filosofi adat alam Minangkabau.Rasanya sesuatu hal yang tak mungkin nanti kalau adat dan budaya leluhur orang Minang akan terkubur, menjadi barang antik yang akan disimpan di museum-museum yang megah.Tragis memang jika hal ini tidak kita antisipasi dari sekarang, orang muda Minang akan menjadi generasi dengan budaya ikut-ikutan,(hedonis) kemana arah angin ke situ melongok. Bahkan saya berani mengatakan kalau Minangkabau akan menjadi negeri yang tidak lagi diperhitungkan kualitas manusianya secara nasional, jika asumsi-asumsi yang disebutkan tadi tidak jadi bahan perhatian bagi kita bersama.Satu lagi pertanyaan yang mungkin menyentakkan kita dan bahkan membingungkan kita yaitu, masih adakah harapan di Ranah Minang ini akan muncul tokoh-tokoh cendikiawan yang akan diakui secara nasional maupun dunia.  Jauh rasanya harapan seperti itu jika borok yang menjangkiti dubaya hidup orang minang saat ini masih saja terus meradang.  Kiranya perlu suatu faksinasi yang efektif untuk mengobati ini semua, jika kita masih punya keinginan bila negeri ini bisa bangkit kembali. Padang Ekspres, 30 Juli 2007


Tanggapan

  1. yo tanggung jawab rang mudo nan sadar utk mengembalikan budayo minang menjadi bagian kehidupan sehari2, mulai dr yg kecil, diri sendiri n keluarga.. (kata aa gym gitu).


Tinggalkan komentar

Kategori